Firman
Allah Ta’ala: ‘Andaikan berhala-bahala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk
ke dalam neraka; dan (ketahuilah), semuanya (yang menyembah dan yang disembah)
akan kekal dalam neraka selama-lamanya. (Surah 21 ‘Al Anbiya: 99)
Dan
manakala semuanya sudah pergi selain orang-orang mukmin - termasuk kaum munafik
- maka datanglah Allah Subhanahuwa
Ta’ala dalam ujud yang dikehendakiNya seraya berfirman, 'Hai manusia,
orang-orang telah pergi, maka ikutilah tuhan-tuhan kamu, atauapa pun yang dulu
kamu sembah'.
Mereka
berkata, 'Demi Allah, kami tidak mempunyai Tuhan selain Allah, dan kami tidak
pernah menyembah selain Dia'. Maka Allah Ta'ala pun menyinyingkapkan betisNya,
dan nampaklah oleh mereka sesuatu dari keagunganNya, yang dengan demikian
mereka mengenali bahwa itu adalah Tuhan.
Maka
mereka pun bersujud dengan menyungkurkan wajah mereka. Sedangkan orang munafik
bersujud pada tengkuknya, kerana Allah menjadikan tulang punggung mereka
seperti tanduk lembu.
Kemudian
Allah mengizinkan mereka mengangkat kepala. Dan
ternyata Allah Ta'ala telah memasang sebuah jalan (shirath) terbentang
antara 2 pinggir neraka Jahannam. Di antaranya ada besi-besi pengait dan
penyambar serta tumbuhan berduri bagai duri-duri pohon Sa'dan.
Dan
di bawahnya ada jambatan licin menggelincirkan. Mereka melawatinya, ada yang
sekelip mata, ada yang secepat kilat, ada yang seperti hembusan angin, ada yang
sekencang kuda berlari, atau sekencang unta, atau sekencang orang berlari.
Di
antara mereka ada yang selamat sentiasa, ada yang selamat dengan
setengah-didera, dan ada pula yang wajahnya terhempas-hempas dalam neraka
Jahanam.
‘Syahdan’,
manakala penghuni surga telah sampai di depan pintu surga, mereka berkata,
‘Siapakah yang dapat memberi syafaat (mendoakan) kita kepada Tuhan, agar Dia
mengizinkan kita masuk surga’?
Dan yang lain berkata, ‘Siapa lagi patut
melakukan itu selain bapak kamu sekalian, Adam? Sesungguhnya dia telah
diciptakan Allah dengan tanganNya, Bahkan Allah meniupkan ke dalam dirinya roh
ciptaanNya, dan berbicara berhadapan lansung dengannya’.
Maka
datanglah mereka kepada Adam untuk meminta syafaat. Namun ternyata Adam
menyebut suatu dosa (yang pernah dilakukannya), lalu berkata, ‘Aku tidak patut
melakukan itu. pergilah kalian kepada Nuh.
Kerana dia adalah Rasul Allah yang pertama
kepada makhlukNya’. Kemudian mereka datang kepada Nuh dan meminta syafaat
kepadanya. Tetapi Nuh pun menyebut sesuatu (dosa), lalu berkata, ‘Aku tidak
patut menolong kalian. Tapi, pergilah kalian kepada Roh (ciptaan) Allah, Isa bin Maryam’.
Mereka
pun pergi meminta syafaat kepada ‘Isa, dan dia pun berkata pula: ‘Aku tidak
patut melakukan itu. Tapi, pergilah kalian kepada Muhammad SallaAllahu Alayhi
was Sallam’. Rasulullah SallaAllahu Alayhi was Sallam bersabda, ‘Maka mereka
pun datang kepadaku.
Memang, aku mempunyai 3 syafaat disisi Tuhan ku, yang
telah dijanjikan kepadaku’. ‘Maka pergi aku ke surga, lalu aku pegang
gelang-gelang pintunya seraya meminta dibukakan. Maka dibukakanlah pintu surga
untukku. Dan aku mendapat penghormatan dan ucapan selamat datang’.
‘Setelah
aku masuk surga dan melihat Tuhan ku Azza wa Jalla maka aku pun merebahkan diri
bersujud. Lalu Allah mengizinkan aku memuji dan menyanjungNya dengan suatu
pujian dan sanjungan yang pernah Dia izinkan kepada siapa pun di antara makhlukNya.
Sesudah itu Allah berfirman kepadaku, ‘Angkatlah kepalamu, hai Muhammad, ajukan
syafaatmu, niscaya syafaatmu diterima. Mintalah, niscaya kamu diberi’.
Dan
tatkala aku mengangkat kepada, Allah bertanya – meski sebenarnya Dia lebih
tahu, - ‘Ada urusan apa denganmu’? Aku menjawab, ‘Ya Tuhan ku, Engkau telah
menjanjikan syafaat kepadaku, maka terimalah syafaatku untuk para penghuni
surga Izinkanlah mereka masuk ke surga’. Maka Allah berfirman, ‘Aku terima
syafaatmu, dan Aku izinkan mereka memasuki surga’.
Dalam
kaitan ini Rasulullah SallaAllahu Alayhi was Sallam pernah bersabda, ‘Demi
Allah yang mengutus aku dengan membawa kebenaran, Kamu sekalian di dunia ini
tidaklah lebih mengenali isteri dan tempat tinggalmu, berbanding ahli surga
ketika mengenali isteri dan tempat tinggalmu, dibanding ahli surga ketika
mengenali isteri dan tempat mereka
masing-masing’.
Demikianlah,
setiap lelaki yang masuk surga menemui 72 bidadari yang diciptakan lansung oleh
Allah, ditambah 2 orang wanita dari bani Adam, yang masing-masing mempunyai
keunggulan atas siapa pun yang dikehendaki Allah, berkat ibadah mereka kepada
Allah ketika di dunia.
Lelaki
itu masuk menghampiri salah seorang dari kedua wanita itu dalam sebuah kamar
yang terbuat dari permata yaqut, di atas tempat tempat tidur dari emas
bertatahkan mutiara.
Tempat tidur itu ada 70 tingkat, ada yang terbuat dari
sutra tipis dan ada pula dari sutra tebal. Ketika lelaki itu meletakkan
tangannya di antara kedua bahu isterinyaitu, nampaklah olehnya kembali dadanya
kulit dan dagingnya yang ada di balik pakaiannya.
Dia
benar-benar boleh malihat daging betisnya seperti seorang dari kamu sekalian
melihat urat-urat dalam utaian permata yaqut. Hati lelaki itu menjadi
cermin bagi isterinya, begitupun hati
isterinya menjadi cermin baginya.
Ketika
lelaki itu berada di sisi isterinya, dimana tidak bosan-bosannya dia memandang
kepadanya, dan isterinya pun tidak bosan-bosannya memandang kepadanya,
tiba-tiba terdengarlah suatu seruan: ‘Sesungguhnya Kami tahu bahwa kamu tidak
bosan-bosannya memandangi isterimu, dan isterimu pun tidak bosan-bosannya
memandangi kamu. Hanya saja, kamu masih punya isteri-isteri yang lain’.
Maka
lelaki itu pun keluar untuk mendatangi isteri-isteri yang lain satu-persatu.
Setiap datang kepada seorang, disambut dengan ucapan, ‘Demi Allah, dalam surga
ini tidak ada yang lebih kacak darimu, dan dalam surga ini tidak ada yang lebih
aku cintai selain engkau’.
Rasulullah
SallaAllahu Alayhi was Sallam bersabda, ‘Apabila semua penghuni neraka telah
masuk, maka masuklah kesana makhluk-makhluk Tuhan mu lainnya, yang celaka
dikeranakan perbuatan-perbuatan mereka.
Diantara mereka ada yang terbakar api
hanya sampai ke te telapak kakinya saja. Tidak lebih. Ada yang sampai ke
perutnya. Dan ada pula yang sampai ke sekujur tubuhnya, kecuali wajahnya,
kerana Allah telah mengharamkan api membakar rupa orang itu’.
Rasulullah
SallaAllahu Alayhi was Sallam bersabda, Maka aku berkata, ‘Ya Tuhan ku,
terimalah syafaat terhadap umatku yang masuk neraka. ‘Dan Allah Azza wa Jalla
pun berfirman, ‘Keluarkan orang-orang yang kamu kenal’. Aka keluarlah mereka,
sehingga tidak ada seorang pun yang tertinggal.
Kemudian
Allah mengizinkan lagi kepadaku untuk mengajukan syafaat., sehingga tidak ada
seorang nabi atau seorang syahid pun melainkan dapat pula memberi syafaat
(untuk orang lain). Allah berfirman, ‘Keluarkan olehmu siapa saja yang kamu
dapati iman dalam hatinya, walau hanya seberat 1 dinar sekalipun’. Maka mereka
pun keluar, sampai tidak ada yang tinggal.
Kemudian
Allah menerima pula syafaat dari yang lain-lain seraya firmanNya: ‘Keluarkan
olehmu orang yang kamu dapati iman dalam hatinya seberat 2/3 (dua-pertiga) dinar’.
Kemudian berfirman, ‘Dan sepertiga dinar’. Kemudian berfirman, ‘Satu qirat’.
Kemudian berfirman, ‘Sebutir biji sawi’.
Maka
masing-masing mereka pun keluar, sehingga tidak ada yang tersisa. Akhirnya
tidak tersisa lagi dalam neraka orang yang pernah melakukan kebaikan apa pun
kerana Allah, dan tidak ada seorang pun yang patut memberi syafaat melainkan
diterima syafaatnya.
Bahkan sampai Iblis sempat menjulur-julur dirinya, ketika
melihat betapa besar rahmat Allah Ta’ala, dengan harapan akan dapat pula memperoleh
syafaat.
Kemudian
Allah Ta’ala berfirman, ‘Kini tinggal Aku, sedang Aku adalah Yang Maha Pengasih
di antara mereka yang pengasih.’. Maka dimasukkanNya tanganNya dala Jahanam,
lalu Dia keluarkan dari neraka itu sekalian banyak orang, yang tidak diketahui
entah berapa jumlahnya selain oleh Allah sendiri. Mereka bagai biji-bijian.
Allah kemudian menaburkan mereka ke sungai yang disebut ‘Nahr Al ‘Hayawan’
(sungai kehidupan).
Di
sana mereka tumbuh bagaikan biji-biji
yang tumbuh di antara sampah-sampah yang terbawa arus sungai. Yang terkena
sinar matahari berwarna hijau, dan yang tertutup bayangan berwarna kuning.
Mereka terus tumbuh, sehingga menjadi seperti mutiara.
Pada leher mereka
tertulis: ‘Mantan Penghuni Jahannam Yang Dibebaskan Allah Yang Maha Rahman Azza
wa Jalla’. Mereka dikenal oleh penghuni surga lainnya dengan adanya tulisan
itu. Mereka dulunya sama sakali tidak pernah beramal kebaikan kerana Allah.
Namun demikian mereka tinggal dalam surga’.
Sampai
di sini, hadits tersebut di atas tercantum dalam teks asli kitab Abu Bakar Al
‘Arabi dari Abu Ya ‘la Al ‘Mushili. Hadits ini cukup masyhur, diriwayatkan oleh
sejumlah ulama terkemuka dalam kitab-kitab mereka, seperti Ibnu ‘Jarir dalam
Tafsirnya, At ‘Thabrani dalam Muthawwalatnya, Al ‘Hafizh Al ‘Baihaqi dalam
kitabnya, Al ‘Ba‘tsu wa An ‘Nusyur, dan Al ‘Hafizh Abu Musa Al ‘Madini dalam
Muthawwalatnya juga, dari berbagai jalur sanad yang berasal dari Isma’il bin
Rafi’. Tukang cerita dari Madinah.
Dan dikeranakan adanya inilah, maka
hadits ini diperbincangkan keshahihnya, kerana dalam susunan katanya memang
terdapat nakarah’ dan ‘ikhtilaf. Namun demikian, seluruh jalur-jalur sanadnya
telah saya jelaskan bab tersendiri. Saya katakan: Sekarang marilah kita bahas
soal ini pasal demi pasal. Dan kepada Allah kita mohon segala pertolonganNya.